Suatu pengalaman menyedihkan menimpanya , dari hidup yang telah ia lalui sejak itu dimana masa di depan gerbang kehancuran akan datang dan menimpa dirinya . Tak ada terlintas sedikitpun dalam benaknya bahwa keluarga menjadi sesuatu yang menakutkan . Ia sadar bahwa pikirannya saat itu belum dewasa dan setitik tanggung jawab pun belum ia rasakan . detik demi detik , menit demi menit , jam dan hari terus berjalan sampai saat itu di sebuah gubuk kecil didekat sungai .Ia terdiam , terisolasi dari gelap dan terangnya dunia , tak terlihat warna warni dan sapaan hangat sang mentari .
Oh bulan apakah engkau masih menemani sang malam ?!!!
Apakah sang mentari masih ingin membagi sinarnya untukmu ?!!!
Apakah engkau masih sanggup membaginya juga untuk anak yang
Setitik sinarmu sudah cukup baginya untuk melihat bintang-bintang tersenyun
Hai……………………………
Apakah Engkau Mendengarkan…………
Apakah Engkau masih Melihat………………...
Apakah engkau masih bisa mengulurkan tangan-Mu……
Oh…………………….
Siang itu gemuruh mulai terdengar ………….
Menghempas keheningan suasana….
Tak tahu apa yang harus ia lakukan ………….
Ia hanya bisa berlari dan sembunyi dalam selimut tua…..
Tubuhnya bergetar …seakan di kejar gerombolan anak panah
Sesaat anak panah terasa menusuk ulu hatinya……….
Ia mengaduh……merenget……dan terisak
otak terasa di berondol oleh batu , oleh palu oleh kunci inggris
oleh linggis , oleh pentongan , oleh terong ungu......
gelisah......gelisah dan gelisah........
Pipinya dipenuhi air dari mata air kesucian
Tak terpikirkan lagi harus berbuat apa
Hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik bagi keluarganya
Sampai saatnya hati dan pikiran terasa jernih
Membawanya berlayar ke alam mimpi
0 comments:
Post a Comment